Osingpedia.com - Ketakjuban pada alam semesta ialah magnet yang akhirnya menuntun manusia untuk memahami dirinya sendiri.
Adanya multisemesta takubahnya menjadi cermin manusia memahami kembali kehadiran dirinya. Ide serupa dihadirkan film garapan A24, Everything Everywhere All at Once (2022).
Dikisahkan, imigran paruh baya asal Tiongkok, Evelyn Wang (Michelle Yeoh), dikepung berbagai rupa problem: bisnis penatunya terancam disegel sebab tunggakan pajak, isu pernikahan yang menguat, serta hubungan yang kusut dengan anak semata wayangnya, Joy.
Pada awal adegan, kita diajak menyelami mumetnya pikiran Evelyn: satu tubuh dengan ribuan permasalahan yang beranak-pinak.
Kejadian aneh tiba padanya: dunia multisemesta tersingkap dan membuatnya terlempar pada kondisi serbamemungkinkan.
Ia melesat dari semesta ke semesta lain dengan bantuan teknologi supercanggih yang terpasang di telinganya.
Ia dapat menjelma sosok lain atau versi lain darinya jika bertindak janggal dari rutinitas dan kenormalan.
Kemudian, ia coba mengupas hubungan dunia nyata dengan semesta lainnya. Utamanya ialah hubungan dirinya dengan Joy.
Di semesta lain, Joy digambarkan sebagai sosok bengis yang dikenal sebagai Jobu Tupaki. Penyebabnya ialah di semua semesta, ia terjebak dalam kesedihan sebab pengabaian oleh ibunya.
Film yang digarap Dan Kwan dan Daniel Scheinert ini menampilkan kisah yang intim: alih-alih asyik mengungkap adanya multisemesta dengan penjelasan yang menjelimet, kita diminta melihat upaya menambal hubungan yang retak antara ibu dan anak perempuannya yang amat kompleks.
Artikel Terkait
The Magnificent Seven (2016): Salah Satu Film Koboi Terbaik yang Tunjukkan Aksi Tujuh Jagoan Tumpas Kejahatan
Collateral Beauty (2016): Film yang Mengajarkan Keikhlasan akan Kehilangan 'Cinta, Waktu dan Kematian'
The Godfather (1972): Layak Disebut 'Raja' Film yang Bertemakan Mafioso, Penuh Intrik dan Minim Action
Kingdom Of Heaven (2005): Film Berlatar Belakang Perang Salib Sarat Kontroversi tapi Tetap Menghibur
Review CJ7: Stephen Chow Uji Akting di Film Anak-anak, Di balik Cerita Fiksi ada Pesan Moral yang Tersirat