Osingpedia.com - Sebelum menjadi bentuk yang kita kenali sekarang, huruf A dulunya merupakan aksara hieroglif "ox", sebelum mengalami evolusi menjadi aksara Latin.
Transformasi ini muncul ketika penambang batu pirus Mesir kuno mengadaptasi hieroglif, mengubahnya menjadi grafiti 4000 tahun lalu.
Saat itu, banyak orang dari berbagai strata sosial dalam masyarakat Zaman Perunggu Mesir terlibat dalam aktivitas tambang di daerah pegunungan Serabit el-Khadim.
Sekitar tahun 1900 SM, bahasa Mesir ditulis menggunakan hieroglif, semacam logografis atau simbol untuk mewakili sebuah kata.
Dekat tambang Serabit el-Khadim, berlokasi di Semenanjung Sinai barat daya, ada sebuah kuil dewi Hathor telah digunakan selama 800 tahun.
Kompleks kuil ini terdiri dari berbagai bangunan serta ruangan yang dindingnya bertuliskan prasasti hieroglif. Pendeta, penambang, pejabat, penerjemah dan lainnya menulis prasasti di kuil itu yang didedikasikan untuk Hathor, yang juga dikenal sebagai "dewi pirus".
Serabit el-Khadim pertama kali ditemukan pada tahun 1762. Selama seratus tahun berikutnya, berbagai kunjungan dilakukan oleh para ahli purbakala yang tertarik dengan daerah tersebut, terutama setelah hieroglif Mesir diuraikan pada tahun 1822.
Pada 1905, dua ahli Mesir Kuno dan pasangan suami istri William dan Hilda Flinders Petrie memperhatikan grafiti di dalam dan sekitar tambang yang tampaknya merupakan tulisan yang berbeda dengan hieroglif Mesir yang terukir di seluruh situs.
Baca Juga: Lagi Tampil Buas, The Citizens Hancurkan Burnley dengan Skor Telak 6-0 di Piala FA
Baca Juga: The Blues Ditahan Imbang 2-2 Versus Everton di Pekan ke-28 EPL
Artikel Terkait
Gaspol! Data Global Nilai Tranksaksi NFT Melonjak di Awal Tahun 2023
Coba Tebak, Antara Air dan Matahari Mana yang Lebih Awal Terbentuk?
Tanggal 11 Maret Diperingati Hari Kopi Nasional, Yuk Simak Sejarah Awal Kopi di Indonesia